Judul buku : Media Pendidikan; pengertian,pengembangan,
dan pemanfaatan
Seri pustaka teknologi pendidikan nomor 6
Pengarang : Dr.Arief S.Sadiman, M.Sc
Drs. R.Raharjo, M.Sc
Anung Haryono, M.SC,.C.A.S
Rahardjito
BAB 4 PEMILIHAN MEDIA
A.
Media jadi
dan media rancangan
Media
menurut batasannya adalah perangkat lunak yang berisi pesan (atau informasi) pendidikan
yang lazimnya disajikan menggunakan peralatan. Dikatakan lazimnya karena ada beberapa jenis media yg bersifat swasaji,
seperti halnya gambar dan objek yang berupa benda-benda yang sebenarnya maupun
tiruan.
Media di
kelompokan menjadi 2 jenis berdasarkan kesiapannya, yaitu:
a. Media jadi
Karena sudah ada di pasaran.
b. Media
rancangan
Karena perlu di rancang dan di persiapkan secara khusus.
Kelebihan
dari media jadi adalah hemat waktu, tenaga dan biaya, sedangkan media rancangan
akan memakan banyak waktu, tenaga maupun biaya karena untuk mndapatkan
keandalan dan kesahihan dari arancangan tersebut. Kekurangan dari media jadi
ialah kecil kemungkinan untuk mendapatkan media jadi yang sesuai dengan tujuan atau kebutuhan pembelajarannya.
B.
Dasar
pertimbangan pemilihan media
Beberapa penyebab orang memilih media
diantaranya :
a. Bermaksud
mendemonstrasikannya seperti halnya pada kuliah tentang media.
b. Merasa sudah
akrab dengan media tersebut.
c. Ingin
memberi gambaran atau penjelasan yang lebih konkrit.
d. Merasa bahwa
media dapat berbuat lebih dari yang bisa dilakukannya.
C.
Kriteria
pemilihan
Pemilihan media seyogyanya tidak terlepas
dari konteksnya bahwa media merupakan komponen dari system instruksional secara
keseluruhan (prof.ely : 1982). Oleh karena itu meskipun tujuan dan isinya sudah
diketahui, factor-faktor lain seperti karakteristik siswa, strategi belajar
mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan sumber, serta
prosedur penilaian perlu dipertimbangkan.dalam
hubungan ini Dick dan Carey (1987) menyebutkan bahwa disamping kesesuaian
tujuan prilaku belajarnya, ada 4 faktor:
1. Ketersediaan
sumber setempat
2. Apakah untuk
membeli atau memproduksi sendiri tersebut ada dana, tenaga dan fasilitasnya.
3. Factor yang
menyangkut keluwesan dan kepraktisan dan ketahanan media yang bersangkutan
untuk waktu lama.
4. Efektivitas
biayanya dalam jangka waktu yang panjang.
D
Model/Prosedur
Pemilihan Media
Berdasarkan bentuknya media dapat
dikelompokan menjadi 3 model, yaitu:
a. Model flowchart yang menggunakan system
pengguguran (eliminasi) dalam pengambilan keputusan pemilihan.
b. Model matriks yang menanguhkan proses
pengambilan keputusan pemilihan sampai seluruh kriterianya diidentifikasi.
c. Model checklist yang juga menangguhkan
keputusan pemilihan sampai semua kriterianya dipertimbangkan.
Anderson
melihat pemilihan media bagian yang tidak bisa terpisahkan sari perkembangan
instruksional. Dia membagi media kedalam sepuluh kelompok, yaitu :
1. Media audio
2. Media cetak
3. Media cetak
bersuara
4. Media
proyeksi (visual) diam
5. Media
proyeksi dengan suara
6. Media visual
gerak
7. Media audio
visual gerak
8. Objek
9. Sumber
manusia dan lingkungan
10. Media
computer
BAB 4 PENGENBANGAN MEDIA PENDIDIKAN
A. MENYUSUN
RANCANGAN
1. Analisis
karakteristik dan kebutuhan siswa
Dalam proses
belajar mengajar yang dimaksud dengan kebutuhan adalah kesenjangan antara
kemampuan, keterampilan dan sikap siswa yang kita inginkan dengan kemampuan,
keterampilan dan sikap siswayang mereka miliki sekarang. Bila yang kita
inginkan siswa dapat menjumlahkan, mengurangi, mengalikan dan membagi,
sedangkan pada saat itu mereka baru bisa menjumlahkan sajakebutuhan
pembelajaran itu adalah kemampuan dan keterampilan dalam mengurangi, mengalikan
dan membagi. Bila yang di inginkan ialah siswa dapat bersikap bersih dan
menghargai kebersihan, sedangkan pada saat itu mereka masih suka membuang
sampah sembarangan, belum bersedia mandi
dan gosok gigi atas kemauan sendiri, tidak merasa rishi memakai baju kotor,
jelas sekali terdapat kesenjangan antara apa yang diinginkan dengan kenyataan.
Sebelum kita membuat suatu program media
tentulah kita harus bertanya apakah program itu diperlukan? Untuk itu kita
harusbertanya kemampuan, keterampilan, dan sikap apakah yang ingin dimiliki
siswa. Sebagai perancang program media kita harus dapat mengetahui pengetahuan
atau keterampilan awal siswa. Suatu program media akan dianggap mudah bagi
siswa bila siswa tersebut telah memiliki sebagian besar
pengetahuan/keterampilan yang disajikan oleh program media itu. Begitupun sebaliknya
siswa akan merasa kesulitan bila siswa belum memiliki pengetauan/keterampilan
tersebut.
2. Perumusan
Tujuan
Tujuan
merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan kita. tujuan dapat
memberi arah tindakan yang akan kita lakukan. Tujuan juga dapat dijadikan acuan
ketika kita mengukur apakah tindakan kita betul atau salah, ataukah tindakan
kita berhasil atau gagal. Dalam proses belajar mengajar, tujuan intruksional
merupakan paktor yang sangat penting. Tujuan ini merupakan pernyataan yang
menunjukan prilaku yangharus dapat dilakukan siswa setelah ia mengikuti proses
intruksional tertentu.
Untuk dapat
merumuskan tujuan instruksional dengan baik ada beberapa ketentuan yang perlu
diingat.
a. Tujuan
instruksional harus berorientasi pada siswa bukan berorientasi pada guru.
b. Tujuan harus
dinyatakan dengan kata kerja yang oprasional.
Perumusan
tujuan memiliki dua jenis tujuan instruksional, yaitu tujuan instuksional umum
dan tujan instruksional khusus. Tujuan instruksional umum atau terminal instructional objectives adalah
tujuan akhir dari kegiatan instruksional.sedangkan tujuan instruksional khusus
merupakan penjabaran dari tujuan instruksional umum.
3. Pengembangan
Materi Pembelajaran
Untuk dapat
mengembangkan bahan instruksional yang mendukuung tercapainya tujuan itu,
tujuan yang telah dirumuskan tadi harus dianalisis lebih lanjut. Setelah daftar
pokok-pokok bahan pembelajaran tersebut diperoleh, tugas kita selanjutnya
adalah mengorganisasikan urutan penyajian yang logis, artinya dari yang
sederhana ke yang rumit atau dari yang kongkrit ke yang abstrak. Dalam membuat
urutan penyajian perlu diingat bahwa ada kemampuan atau keterampilan yang
saling bergantung, artinya suatu kemamuan/keteramoilan mungkin baru dapat
dipelajari setelah kemampuan lain tertentu dikuasai.
4. Perumusan
Alat Pengukur Keberhasilan
Alat
pengukur keberhasilan siswa ini harus dirancang dengan seksama dan seyogyanya
dikembangkan sebelum naskah progrsm media ditulis atau sebelum kegiatan belajar
mengajar dilaksanakan. Alat ini dapat berupa tes, penugasan atau pun daftar cek
prilaku. Tujuan instruksioal harus cukup, artinya semua aspek yang ada dalam
ruang lingkup tujuan instruksional umum harus mempunyai tujuan khusus.materi
instuksional harus cukup, artinya semua kemampuan/keterampilan yang diperlukan
untuk mencapai semua tujuan instruksional khusus harus terjabarkan di dalam
materi instruksional.
B. PEULISAN
NASKAH
1. Pengertian
Naskah
program media bermacam-macam. Tiap-tiap jenis mempunyai bentuk naskah yang
berbeda. tetapi pada dasarnya, maksud dalam naskah tersebut sama yaitu sebagai
penuntun ketika kita memproduksi media itu. Artinya naskah tersebut menjadi
penuntun kita dalam mengambil gambar dan merekam suara. Pada umumnya lembaran
naskah dibagi menjadi dua kolom. Pada naskah media audio (radio dan kaset)
kolom sebelah kiri merupakan seperempat bagian halaman dan pada kolom kiri
dituliskan nama pelaku, dan jenis suara yang harus direkam.kolom sebelah kanan
berisi narasi atau percakapan yang harus dibaca para pelaku, nama lagu dan
suara-suara yang harus direkam.
2. Treatmen
Treatment
adalah urayan bentuk esei yang menggambarkan alur penyajian program kita.
Sebuah treatment yang baik selain memberi gambaran tentang urutan adegan juga memberikan gambaran suasana atau mood dari program media itu.
Contoh:
Program
diawali dengan munculnya seorang siswa yang sedang memegang kamera. Dari jauh
ia keihatan sedang mengganti kamera itu, nampaknya mencari cari sesuatu.
Setelah ia zoom in ke medium shot nampak jelas bahwa ia sedang mencari-cari
bagai mana cara membuka kamera itu untuk mengisi filmnya. Pada saat ia
menemukan kunci pembuka itu dan penutup kamera sudah mulai terbuka, gambar di
close up pada tangan dan kamera itu.
Gambar
ditahan dan disuper-inpose dengan grafis yang berbunyi “bagai mana cara
memasang film” gambar ditahan terus hingga credit title habis. Dari awal sampai
credit title habis music mengiringi sebgai latar belakang. Dan sebagainya.
3. Penulisan
Naskah Audio
Media audio
adalah sebuah media yang hanya mengandalkan bunyi dan suara untuk menyampaikan
informasi dan pesan. Program audio dapat menjadi indah dan menarik karena
program ini dapat menimbulkan daya fantasi pada pendengarnya.
Beberapa
petunjuk yang perlu diikuti dalam penulissan maskah program media audio :
a. Bahasa
b. Music dalam
program audio
1. Music tema
2. Music
transisi
3. Musik
jembatan (bridge)
4. Music latar
belakang
5. Musik smash
c. Keterbatasan
daya konsentrasi
d. Beberapa
istilah yang sering digunakan dalam naskah.
1. ANNAOUNCER
(ANN)
2. NARRATOR
(NAR)
3. MUSIK
4. SOUND EFFECT
(FX)
5. FADE IN
6. FADE OUT
7. OFF MAKE
8. CROSS FADE
9. MUSIK = IN-UP-DOWN-OUT
10. MUSIK = IN-UP-DOWN-UNDER
11. MUSIK = background, smash.
4. Penulisan
naskah film bingkai
Berbeda dengan audio, pada film bingkai pesan
dapat disampaikan melalui dua salutran, yaitu audio dan visual. Ada dua macam naskah dalam media film
bingkai, yaitui shooting script dan story board script.
Berikut beberapa petunjuk dalam penulisan
naskah film bingkai:
a. Sedapat
mungkin pesan yang akan disampaikan dinyatakan dalam bentuk visual.
b. Bahasa yang
digunakan dalam narasi adalah bahasa lisan bukan bahasa tulisan.
c. Funsi musik
dalam program film bingkai agak berbeda dengan fungsinya dalam program audio.
d. FX tidak
begitu banyak digunakan dalam program film bingkai.
5. Penulisan Naskah Film dan Video
Penulisan naskah secara teoritis merupakan
komponen dari pengenmbangan media.seperti halnya penulisan pada umumnya,
penulisan naskah film maupun video juga dimulai dengan identifikasi topic atau
gagasan.konsep gagasan, topic, maupun tujuan yang khusus kemudian dikembangkan
mjadi naskah dan diproduksi menjadi program film atau video. Naskah merupakan
persyaratan yang harus ada untuk suatu program yang terkontrol isi dan bentuk
sajiannya.
Beberapa tahap pembuatan naskah film dan
video:
1. Synopsis
2. Treatment
3. Storyboard
4. Skrip atau
naskah program
5. Sknario
Petunjuk pengambilan dasar gambar:
a. Long shot
(LS)
b. Medioum shot
(MS)
c. Close-up
(CU)
C. PRODUKSI
MEDIA
1. Pengertian
Kegiatan
produksi ini memiliki tiga kelompok personil yang terlibat, yaitu sutradara
atau pemimpin produksi,kerabat kerja, dan pemain. Program produksi memiliki
tingkat kerumitan yang berbeda antara media yang satui dengan media yang
lainya.
2. Produksi
audio
a. Studio
produksi
Program
audio direkam di dalam suatu studio produksi atau sering juga disebut rekaman.
Ruangan ini terdiri dari dua ruangan, yaitu ruangan control dan studionya, yang
keduanya diatasi dinding berjendela kaca sehingga orang yang berada dalam dua
ruangan tersebut dapat saling melihat. Ruang studio adalah sebuah ruangan yang
kedap suara.
b. Pembagian
tugas dalm produksi
1. Sutradara
Sutadara adalah pemimpin produksi. Tanggung
jawab baik buruknya hasil produksi ada pada sutradara ini.
2. Kerabat
kerja
Dalam produksi audio, kerabat kerja yang
diperlukan hanya dua orang operator. seorang operator melayani pengaturan tombol
rekaman serta bertugas mengatur jalanya pada pita alat perekam. Sedangkan
seorang lainya menyiapkan musik dan soundefek yang akan digunakan dalam
rekaman.
3. Pemain
Pemain adalah orang yang ditunjuk untuk
membacakan naskah, biasanya seorang pemain hanya memegang satu peran saja dalam
suatu naskah tertentu.
c. Pelaksanaan
produksi
Pada waktu
rekaman yang ditentukan, seorang sutradara harus datang lebih awal dari para
pemainya. Setelah pemain lengkap sutradara segera memimpin latihan.
3. produksi
film bingkai
a. jenisnya
1. produksi
visual
2. produksi
audio
b. alat yang
diperlukan
1. kamera
2. Film yang
digunakan
3. tiang
penyangga untuk mengcopy (copy stand)
4. alat
perekam audio

Tidak ada komentar:
Posting Komentar