Blogger templates

Pages

Minggu, 24 Maret 2013

MEDIA PEMBELAJARAN : Media Pendidikan; pengertian,pengembangan, dan pemanfaatan


Judul buku   : Media Pendidikan; pengertian,pengembangan, dan pemanfaatan
                         Seri pustaka teknologi pendidikan nomor 6
Pengarang    : Dr.Arief S.Sadiman, M.Sc
                         Drs. R.Raharjo, M.Sc
                         Anung Haryono, M.SC,.C.A.S
                         Rahardjito


BAB 4 PEMILIHAN MEDIA
A.   Media jadi dan media rancangan
Media menurut batasannya adalah perangkat lunak yang berisi pesan (atau informasi) pendidikan yang lazimnya disajikan menggunakan peralatan. Dikatakan lazimnya karena ada beberapa jenis media yg bersifat swasaji, seperti halnya gambar dan objek yang berupa benda-benda yang sebenarnya maupun tiruan.
Media di kelompokan menjadi 2 jenis berdasarkan kesiapannya, yaitu:
a.    Media jadi
Karena sudah ada di pasaran.
b.    Media rancangan
Karena perlu di rancang dan di persiapkan secara khusus.
Kelebihan dari media jadi adalah hemat waktu, tenaga dan biaya, sedangkan media rancangan akan memakan banyak waktu, tenaga maupun biaya karena untuk mndapatkan keandalan dan kesahihan dari arancangan tersebut. Kekurangan dari media jadi ialah kecil kemungkinan untuk mendapatkan media jadi yang sesuai dengan  tujuan atau kebutuhan pembelajarannya.
B.     Dasar pertimbangan pemilihan media
Beberapa penyebab orang memilih media diantaranya :
a.       Bermaksud mendemonstrasikannya seperti halnya pada kuliah tentang media.
b.      Merasa sudah akrab dengan media tersebut.
c.       Ingin memberi gambaran atau penjelasan yang lebih konkrit.
d.      Merasa bahwa media dapat berbuat lebih dari yang bisa dilakukannya.
C.      Kriteria pemilihan
Pemilihan media seyogyanya tidak terlepas dari konteksnya bahwa media merupakan komponen dari system instruksional secara keseluruhan (prof.ely : 1982). Oleh karena itu meskipun tujuan dan isinya sudah diketahui, factor-faktor lain seperti karakteristik siswa, strategi belajar mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan sumber, serta prosedur  penilaian perlu dipertimbangkan.dalam hubungan ini Dick dan Carey (1987) menyebutkan bahwa disamping kesesuaian tujuan prilaku belajarnya, ada 4 faktor:
1.      Ketersediaan sumber setempat
2.      Apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri tersebut ada dana, tenaga dan fasilitasnya.
3.      Factor yang menyangkut keluwesan dan kepraktisan dan ketahanan media yang bersangkutan untuk waktu lama.
4.      Efektivitas biayanya dalam jangka waktu yang panjang.
D   Model/Prosedur Pemilihan Media
Berdasarkan bentuknya media dapat dikelompokan menjadi 3 model, yaitu:
a.       Model flowchart yang menggunakan system pengguguran (eliminasi) dalam pengambilan keputusan pemilihan.
b.      Model matriks yang menanguhkan proses pengambilan keputusan pemilihan sampai seluruh kriterianya diidentifikasi.
c.       Model checklist yang juga menangguhkan keputusan pemilihan sampai semua kriterianya dipertimbangkan.
Anderson melihat pemilihan media bagian yang tidak bisa terpisahkan sari perkembangan instruksional. Dia membagi media kedalam sepuluh kelompok, yaitu :
1.      Media audio
2.      Media cetak
3.      Media cetak bersuara
4.      Media proyeksi (visual) diam
5.      Media proyeksi dengan suara
6.      Media visual gerak
7.      Media audio visual gerak
8.      Objek
9.      Sumber manusia dan lingkungan
10.  Media computer
BAB 4 PENGENBANGAN MEDIA PENDIDIKAN
A.      MENYUSUN RANCANGAN
1.      Analisis karakteristik dan kebutuhan siswa
Dalam proses belajar mengajar yang dimaksud dengan kebutuhan adalah kesenjangan antara kemampuan, keterampilan dan sikap siswa yang kita inginkan dengan kemampuan, keterampilan dan sikap siswayang mereka miliki sekarang. Bila yang kita inginkan siswa dapat menjumlahkan, mengurangi, mengalikan dan membagi, sedangkan pada saat itu mereka baru bisa menjumlahkan sajakebutuhan pembelajaran itu adalah kemampuan dan keterampilan dalam mengurangi, mengalikan dan membagi. Bila yang di inginkan ialah siswa dapat bersikap bersih dan menghargai kebersihan, sedangkan pada saat itu mereka masih suka membuang sampah  sembarangan, belum bersedia mandi dan gosok gigi atas kemauan sendiri, tidak merasa rishi memakai baju kotor, jelas sekali terdapat kesenjangan antara apa yang diinginkan dengan kenyataan.
 Sebelum kita membuat suatu program media tentulah kita harus bertanya apakah program itu diperlukan? Untuk itu kita harusbertanya kemampuan, keterampilan, dan sikap apakah yang ingin dimiliki siswa. Sebagai perancang program media kita harus dapat mengetahui pengetahuan atau keterampilan awal siswa. Suatu program media akan dianggap mudah bagi siswa bila siswa tersebut telah memiliki sebagian besar pengetahuan/keterampilan yang disajikan oleh program media itu. Begitupun sebaliknya siswa akan merasa kesulitan bila siswa belum memiliki pengetauan/keterampilan tersebut.
2.      Perumusan Tujuan
Tujuan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan kita. tujuan dapat memberi arah tindakan yang akan kita lakukan. Tujuan juga dapat dijadikan acuan ketika kita mengukur apakah tindakan kita betul atau salah, ataukah tindakan kita berhasil atau gagal. Dalam proses belajar mengajar, tujuan intruksional merupakan paktor yang sangat penting. Tujuan ini merupakan pernyataan yang menunjukan prilaku yangharus dapat dilakukan siswa setelah ia mengikuti proses intruksional tertentu.
Untuk dapat merumuskan tujuan instruksional dengan baik ada beberapa ketentuan yang perlu diingat.
a.       Tujuan instruksional harus berorientasi pada siswa bukan berorientasi pada guru.
b.      Tujuan harus dinyatakan dengan kata kerja yang oprasional.
Perumusan tujuan memiliki dua jenis tujuan instruksional, yaitu tujuan instuksional umum dan tujan instruksional khusus. Tujuan instruksional umum atau terminal instructional objectives adalah tujuan akhir dari kegiatan instruksional.sedangkan tujuan instruksional khusus merupakan penjabaran dari tujuan instruksional umum.
3.      Pengembangan Materi Pembelajaran
Untuk dapat mengembangkan bahan instruksional yang mendukuung tercapainya tujuan itu, tujuan yang telah dirumuskan tadi harus dianalisis lebih lanjut. Setelah daftar pokok-pokok bahan pembelajaran tersebut diperoleh, tugas kita selanjutnya adalah mengorganisasikan urutan penyajian yang logis, artinya dari yang sederhana ke yang rumit atau dari yang kongkrit ke yang abstrak. Dalam membuat urutan penyajian perlu diingat bahwa ada kemampuan atau keterampilan yang saling bergantung, artinya suatu kemamuan/keteramoilan mungkin baru dapat dipelajari setelah kemampuan lain tertentu dikuasai.
4.      Perumusan Alat Pengukur Keberhasilan
Alat pengukur keberhasilan siswa ini harus dirancang dengan seksama dan seyogyanya dikembangkan sebelum naskah progrsm media ditulis atau sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. Alat ini dapat berupa tes, penugasan atau pun daftar cek prilaku. Tujuan instruksioal harus cukup, artinya semua aspek yang ada dalam ruang lingkup tujuan instruksional umum harus mempunyai tujuan khusus.materi instuksional harus cukup, artinya semua kemampuan/keterampilan yang diperlukan untuk mencapai semua tujuan instruksional khusus harus terjabarkan di dalam materi instruksional.
B.      PEULISAN NASKAH
1.      Pengertian
Naskah program media bermacam-macam. Tiap-tiap jenis mempunyai bentuk naskah yang berbeda. tetapi pada dasarnya, maksud dalam naskah tersebut sama yaitu sebagai penuntun ketika kita memproduksi media itu. Artinya naskah tersebut menjadi penuntun kita dalam mengambil gambar dan merekam suara. Pada umumnya lembaran naskah dibagi menjadi dua kolom. Pada naskah media audio (radio dan kaset) kolom sebelah kiri merupakan seperempat bagian halaman dan pada kolom kiri dituliskan nama pelaku, dan jenis suara yang harus direkam.kolom sebelah kanan berisi narasi atau percakapan yang harus dibaca para pelaku, nama lagu dan suara-suara yang harus direkam.
2.      Treatmen
Treatment adalah urayan bentuk esei yang menggambarkan alur penyajian program kita. Sebuah treatment yang baik selain memberi gambaran tentang urutan adegan  juga memberikan gambaran suasana atau mood dari program media itu.
Contoh:
Program diawali dengan munculnya seorang siswa yang sedang memegang kamera. Dari jauh ia keihatan sedang mengganti kamera itu, nampaknya mencari cari sesuatu. Setelah ia zoom in ke medium shot nampak jelas bahwa ia sedang mencari-cari bagai mana cara membuka kamera itu untuk mengisi filmnya. Pada saat ia menemukan kunci pembuka itu dan penutup kamera sudah mulai terbuka, gambar di close up pada tangan dan kamera itu.
Gambar ditahan dan disuper-inpose dengan grafis yang berbunyi “bagai mana cara memasang film” gambar ditahan terus hingga credit title habis. Dari awal sampai credit title habis music mengiringi sebgai latar belakang. Dan sebagainya.
3.      Penulisan Naskah Audio
Media audio adalah sebuah media yang hanya mengandalkan bunyi dan suara untuk menyampaikan informasi dan pesan. Program audio dapat menjadi indah dan menarik karena program ini dapat menimbulkan daya fantasi pada pendengarnya.
Beberapa petunjuk yang perlu diikuti dalam penulissan maskah program media audio :
a.       Bahasa
b.      Music dalam program audio
1.      Music tema
2.      Music transisi
3.      Musik jembatan (bridge)
4.      Music latar belakang
5.      Musik smash
c.       Keterbatasan daya konsentrasi
d.      Beberapa istilah yang sering digunakan dalam naskah.
1.      ANNAOUNCER (ANN)
2.      NARRATOR (NAR)
3.      MUSIK
4.      SOUND EFFECT (FX)
5.      FADE IN
6.      FADE OUT
7.      OFF MAKE
8.      CROSS FADE
9.      MUSIK  = IN-UP-DOWN-OUT
10.  MUSIK  = IN-UP-DOWN-UNDER
11.  MUSIK  = background, smash.
4.      Penulisan naskah film bingkai
Berbeda dengan audio, pada film bingkai pesan dapat disampaikan melalui dua salutran, yaitu audio dan visual.  Ada dua macam naskah dalam media film bingkai, yaitui shooting script dan story board script.
Berikut beberapa petunjuk dalam penulisan naskah film bingkai:
a.       Sedapat mungkin pesan yang akan disampaikan dinyatakan dalam bentuk visual.
b.      Bahasa yang digunakan dalam narasi adalah bahasa lisan bukan bahasa tulisan.
c.       Funsi musik dalam program film bingkai agak berbeda dengan fungsinya dalam program audio.
d.      FX tidak begitu banyak digunakan dalam program film bingkai.
5.       Penulisan Naskah Film dan Video
Penulisan naskah secara teoritis merupakan komponen dari pengenmbangan media.seperti halnya penulisan pada umumnya, penulisan naskah film maupun video juga dimulai dengan identifikasi topic atau gagasan.konsep gagasan, topic, maupun tujuan yang khusus kemudian dikembangkan mjadi naskah dan diproduksi menjadi program film atau video. Naskah merupakan persyaratan yang harus ada untuk suatu program yang terkontrol isi dan bentuk sajiannya.
Beberapa tahap pembuatan naskah film dan video:
1.      Synopsis
2.      Treatment
3.      Storyboard
4.      Skrip atau naskah program
5.      Sknario
Petunjuk pengambilan dasar gambar:
a.       Long shot (LS)
b.      Medioum shot (MS)
c.       Close-up (CU)
C.      PRODUKSI MEDIA
1.      Pengertian
Kegiatan produksi ini memiliki tiga kelompok personil yang terlibat, yaitu sutradara atau pemimpin produksi,kerabat kerja, dan pemain. Program produksi memiliki tingkat kerumitan yang berbeda antara media yang satui dengan media yang lainya.
2.      Produksi audio
a.       Studio produksi
Program audio direkam di dalam suatu studio produksi atau sering juga disebut rekaman. Ruangan ini terdiri dari dua ruangan, yaitu ruangan control dan studionya, yang keduanya diatasi dinding berjendela kaca sehingga orang yang berada dalam dua ruangan tersebut dapat saling melihat. Ruang studio adalah sebuah ruangan yang kedap suara.
b.      Pembagian tugas dalm produksi
1.      Sutradara
Sutadara adalah pemimpin produksi. Tanggung jawab baik buruknya hasil produksi ada pada sutradara ini.
2.      Kerabat kerja
Dalam produksi audio, kerabat kerja yang diperlukan hanya dua orang operator. seorang operator melayani pengaturan tombol rekaman serta bertugas mengatur jalanya pada pita alat perekam. Sedangkan seorang lainya menyiapkan musik dan soundefek yang akan digunakan dalam rekaman.
3.      Pemain
Pemain adalah orang yang ditunjuk untuk membacakan naskah, biasanya seorang pemain hanya memegang satu peran saja dalam suatu naskah tertentu.


c.       Pelaksanaan produksi
Pada waktu rekaman yang ditentukan, seorang sutradara harus datang lebih awal dari para pemainya. Setelah pemain lengkap sutradara segera memimpin latihan.
3. produksi film bingkai
a.  jenisnya
1. produksi visual
2. produksi audio
b. alat yang diperlukan
1. kamera
2. Film yang digunakan
3. tiang penyangga untuk mengcopy (copy stand)
4. alat perekam audio

 

Blogger news

Blogroll

About